A. Sebab-sebab timbulnya revolusi
Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya revolusi Siam 1932, kita lihat dari faktor-faktor politik, ekonomi,sosial, dan pengaruh barat terhadap Siam. Diperinci dapat dikatakan sebagai berikut :
1. Faktor Intern
a. Faktor Ekonomi
Keadaan ekonomi kacau menyebabkan timbulnya rasa kekecewaan di hati rakyat. Sejak pemerintahan raja Vajiroput kas negara krisis karena kurangnya control. Situasi ini diwariskan kepada penggantinya ialah prajadipok.Akibatnya merupakan beban bagi raja VII dan ia berusaha untuk memperbaiki kerajaan, namun tidak berhasil.Tahun 1930 mencoba meminta bantuan kepada Inggris dan USA, untuk diadakan penyelidikan kemudian diberi bantuan tetapi kurang berhasil.Kaum bangsawan menuntut dihapuskannya hak-hak istimewa serta kontrak-kontrak orang asing di Thialand.
b. Faktor Sosial
Sampai tahun 1931 keadaan rakyat jelata tidak berubah. Para petani masih terbelakang meskipun modernisasi sudah cukup lama tetapi belum dapat menciptakan industry-industri yang besar yang dapat menampung pengangguran. Dalam bidang perdagangan dipegang orang asing( China). Karena ekonomi hancur, pengangguran merajalela. Pajak yang harus dibayar oleh rakyat kepada pemerintah dinaikkan, sehingga timbul rasa tidak puas.
c. Faktor Politik
Tindakan-tindakan raja sangat mengecewakan karena terlalu derastis, misalnya pemecatan pegawai yang menyebabkan pengangguran meningkat, meskipun tujuannya untuk meningkatkan penghasilan negara dan mengurangi pengeluaran negara, supaya khas tertutup. Pemerintahan masih bersifat absolute. Raja memperluas kekuasaan, dewan negara dan dewan legislative yang telah ada sejak tahun 1895 tetapi raja tetap memegang hak untuk mengangkat anggota dewan tersebut, sehingga anggotanya hanya terdiri dari orang-orang yang loyal pada raja. Meskipu tahun 1931 raja mengkodipikasikan undang-undang dan mewajibkan untuk semua anak untuk belajar di sekolah rendah dengan cuma-cuma tetapi hanya dapat dinikmati sebagian kecil masyarakat.
2. Faktor Ekstern
a. Pengaruh dari Barat
Perkembangan ilmu pengetahuan terutama paham pemerintahan demokrasi barat mendorong timbulnya rasa tidak puas bagi rakyat terhadap dominasi kekuasaan raja dan bangsawan, pengaruh barat masuk ke Thailand antara lain melalui para mahasiswa yang belajar diluar negeri.
b. Pimpinan Revolusi
Pridi Banouyong (Pradisto Manudharm) seorang sarjana hukum dan pernah belajar di Paris. Ia menjabat sebagai professor dalam ilmu hukum pada universitas Cullalonsom. Untuk kepentingan revolusi sudah dipersiapka konstitusi. Bersama-sama dengan anggota angkatan perang dibawah Phibun pada tanggal 24 Juni 1932 mengambil alih kekuasaan dan mengorbankan revolusi tak berdarah. Rakyat tidak turut mengambil bagian dalam coup tersebut. Ternyata raja mau mengirim, konstitusi sementara yang disodorkan oleh pridhi dan kawan- kawan, dalam undang-undang dasar dinyatakan bahwa kedaulatan penuh Muangthai berada di tangan rakyat. Kekuasaan eksekutif ditangan dewan eksekutif, sedangkan kekuasaan legislative dipegang oleh mejelis rakyat. Sesudah revolusi maka dibentuk DPR dan cabinet sementara tetapi belum merupakan wakil rakyat, karena belum melalui penelitian umum. Dibentuk senationg yang beranggotakan 90 orang. Badan ini menunjuk dewan eksekutif yang bertugas mengumumkan undang-undang dan mengawasi menteri-menteri.
B. Proses Meletusnya Revolusi Thailand 1932
Pada bulan Oktober tahun 1931 terjadi perdebatan antara dewan tertinggi di Thailand.Perdebatan itu mengenai masalah ekonomi yang menyebabkan krisis politik di yang mengurangi kepercayaan rakyat terhadap raja atau pemerintah.
Masuknya ide baru dari barat telah tercium pemuda Thailand,dan mempercepat terjadinya revolusi.Orang-orang Thailand yang berintelektual kalangan militer yang berevolusi pendidikan bercita cita untuk menghapus monarki absolute menjadi monarki konstitusi.Raja setuju dan memiliki maksud untuk menghindari kekerasan.
Revolusi tahun 1932 melahirkan isi konstitusi yang dimaksudkan untuk menghilangkan hak-hak pregoratif raja kecuali hak member pengampunan,selain itu pokok dari konstitusi 1932 adalah:
Ø Raja memiliki hak untuk mengangkat separuh parlemen dan separuh parlemen di pilih oleh rakyat.
Ø Kabinet dipimpin oleh perdana menteri yang dipilih oleh parlemen.
Ø Raja berhak membubarkan parlemen dan melakanakan pemilu 3 bulan setelah itu.
Ø Raja memveto keputusan parlemen dan berhak menyatakan Negara dalam keadaan darurat.
Thailand memiliki peraturan hukum dalam rangka bentuk pemerintahan yang demokratis.pemimpin dari revolusi ini mencoba menggabungkan ideology dalam konstitusi dengan realitas Thailand itu sendiri.pada tanggal 10 desember 1932 penandatanganan konstitusi Thailand,mengakhiri peraturan dari monarki absolute yang bertahan 682 tahun dari periode sukothai.
Meskipun monarki absolute telah berakhir,martabat dan rasa hormat tetap dipertahankan.raja bisa memveto undang-undang hanya sekali.pangeran pemerintah dilarang memegang segala bentuk posisi eksekutif,tapi mereka bias menjadi anggota kerjasama diplomasi atau memiliki fungsi kapasitas sebagai penasihat.
Revolusi tahun 1932 tidak dapat dinafikan menjadi sejarah terpanjang Thailand.revolusi ini menjadi awal proses menuju demokrasi Thailand.Monarki mutlak telah berakhir dan panggung pemerintahan telah di tetapkan untuk alternative demokrasi dan rezim militer.
C. Akibat Revolusi Thailand 1932
Peristiwa Revolusi yang terjadi di Thailand pada tanggal 24 juni 1932 membawa dampak yang besar bagi perkembangan struktur pemerintahan.Revolusi sendiri di prakarsai Pribadi Banomy ong yang dibantu militer berhasil menguasai bangkok.Dari revolusi yang terjadi hal yang paling kentara adalah perubahan konstitusi dan hilangnya hak-hak khusus bangsawan.Namun secara umu akibat yang ditimbulkan dari revolusi adalah sebagai berikut:
1. Raja kehilangan hak istimawa yang mana paska revolusi raja tidak memiliki kekuasaan langsung dalam urusan pemerintahan dan digantikan perdana mentri
2. Kehormatan raja dan bangsawan hampir hilang
3. Pangeran tidak boleh menjabat sebagai menteri dan angkatan perang
4. Pemimpin pemerintah adalah dari partai
Sebetulnya dampaknya banyak namun yang sangat berpengaruh adalah uraian di atas,selain itu yang menarik adalah di mulainya sistim pemilu untuk memilih senat.
Kesimpulan
Menurut saya Ini adalah situasi yang tidak bisa berlangsung terus menerus. Di satu pihak, pemerintah telah kehilangan kontrol di jalan-jalan, dan telah kehilangan keberanian mereka. Di pihak lain, para pemimpin kaos-merah ( koalisasi anti- pemerintah ) tidak mampu mengumpulkan keberanian untuk menyerukan pemogokan umum dan bergerak untuk merebut kekuasaan. Tidak adanya inisiatif yang tegas dari para pemimpin protes telah memungkinkan Abhisit untuk mendapatkan kembali keberaniannya. Pada akhirnya, pemerintah, ditekan oleh kaum reaksioner, memutuskan untuk melakukan ofensif.
Abhisit mengungkapkan keputusannya untuk mengakhiri protes ini dan memberikan peringatan bahwa pengorbanan “harus diterima”. Ini berarti bahwa lampu hijau telah diberikan kepada angkatan bersenjata untuk menumpas para demonstran – tidak peduli korban jiwa. Tentara telah mengelilingi lokasi protes. Para demonstran diminta untuk pergi, dengan prioritas diberikan kepada wanita, anak-anak, dan orang tua. Mereka yang tinggal menghadapi nasib yang tidak jelas.
Situasi yang dihadapi oleh para demonstran sangatlah sulit. Suplai makanan dan air semakin berkurang, dan demonstran bantuan dari luar dicegah untuk masuk ke lokasi protes. Tentara memiliki keunggulan yang jelas dalam hal persenjataan yang superior dan disiplin. Tetapi massa rakyat memiliki satu senjata yang jauh lebih serius: kesediaan mereka untuk mati. Keteguhan yang keras ini memberikan rasa takut pada tentara bawahan dan membuat mereka ragu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar