Pleistoceen
Bawah
Lapisan ini terdiri atas batu pasir
tufa (tufzands teen) dan tanah liat yang biru kehitam-hitaman. Dalam lapisan
ini banyak ditemukan tulang-tulang dan geraham-geraham yang telah berupa fosil.
Dalam periode ini terdapat fauna yang disebut “fauna Djetis” dan telah mengenal gajah, kerbau, sapi, rusa,
menjangan, dan kuda air. Manusia yang hidup pada masa ini adalah
pithecanthropus mojokertensis atau sering di sebut pithecanthropus Robustus dan
Meganthropus peleojavanicus. Pada
lapisan ini tempat penemuan yang paling kaya akan manusia dan binatang yang
telah berupa fosil adalah “dome”
Sangiran.
a. Meganthropus
palaeojavanicus (Raksasa Jawa)
Paling primitif dan tertua di jawa
(Indonesia)
Ciri-ciri manusia ini adalah :
§ Memiliki
tulang pipi yang tebal
§ Memiliki
otot kunyah yang kuat
§ Memiliki
tonjolan kening yang mencolok
§ Memiliki
tonjolan belakang yang tajam
§ Mempunyai
tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat
§ Tidak
memiliki dagu
§ Memiliki
perawakan yang tegap
§ Memakan
jenis tumbuhan
b. Pithecanthropus Mojokertensis atau Robustus
Makhluk ini mungkin pelopor dari
manusia-kera berdiri tegak di jawa (Trinil)
ciri-ciri manusia ini:
·
Tubuh lebih
kuat dan lebih besar dari pithecanthropus erectus
·
Tingginya
165-180
·
Volume otak
750-1000cc
·
Bentuk tubuh
dan anggota badan tegap
·
Bagian
belakang kepala menonjol
·
Bentuk
tonjolan kening tebal
·
Tulang
rahang dan geraham kuat
Pleistoceen
Tengah
Fase
Awal lapisan ini bersamaan dengan zaman es (Himalaya). Permukaan laut telah
turun sampai kira-kira 125 meter. Pulau- pulau besar (Jawa, Kalimantan, dan
Sumatra) telah dihubungkan kembali, serta dihubungkan pula dengan benua Asia
karena Laut Jawa telah kering.
Terjadi
pula migrasi binatang menyusui pemakan tumbuhan dan binatang buas. Fauna Trinil pada periode ini kadang disebut
juga Fauna Sino- Melayu, karena
terdapat jenis-jenis yang dapat ditemui di Tiongkok tapi tidak dijumpai di
India. Fauna ini seperti beruang malayu, tapir, badak, rusa dan gajah seperti
elephans namadicus, hippokotamus dan stegedon.
Pithecanthropus
erectus
Ciri-Ciri
manusia ini adalah :
a.
Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm
b.
Volume otak kira-kira 900cc
c.
Bentuk tubuh dan anggota badan tegap, tetapi tidak setegap megantropus
d.
Alat pengunyah dan alat tengkuk sangat kuat
e.
Bentuk hidung tebal
f.
Bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari sisi ke sisi
g.
Bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat
h.
Muka menonjol ke depan
Pleistoceen
Atas
Permulaan Pleistocene
Atas bersamaan waktunya
dengan zaman glasial ketiga. Pada
permulaan pleistosen atas mulailah terjadi suatu sistem sungai yang baru. Dan untuk
kesekian kalinya Jawa dihubungkan kembali dengan Tanah Daratan (Asia). Pithecanthropus dan binatang menyusui tidak dapat
mempertahankan hidupnya lebih lama. Fauna Ngandong
pada periode ini adalah sama dengan fauna Trinil, tapi lebih berkurang
jenisnya.tidak terdapat kijang lagi, hanya terdapat Stegedon yang sudah
mencapai bentuk khusus. Fase terakhir dari pleistocen atas dapat dikorelasikan
dengan zaman interglacial yang ketiga. Bekerja lagi gunung-gunung berapi yang
telah menyebabkan banyak binatang terseret lahar dan lumpur dan di endapkan
pada tepi-tepi sungai yang tertutup rapat(tidak terkena udara) dalam bubur
lumpur dan lama- lama beku menjadi batu. Terjadi pula pengendapan palung-palung
Notopuro. Pada kedua pembentukan tersebut telah ditemukan “flakes” dari palaeolitikum muda dan yang sejak saat itu terkenal
dengan nama industri Sangiran (Sangiran Flake Industry). Manusia pendukungnya
adalah Homo sapiens dan Homo soloensis (wajakensis).
a.
Homo Sapiens
Ciri-ciri
manusia ini adalah :
a)
Volume otak antara 1000-1200cc
b)
Tinggi badan antara 130-210cm
c)
Otot tengkuk mengalami penyusutan
d)
Muka tidak menonjol kedepan
e)
Berdiri tegak dan berjalan lebih
sempurna
b.
Homo soloensis atau wajakensis
Ciri-ciri
manusia ini hampir sama dengan homo sapiens hanya saja isi tengkorak lebih
besar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar