Judul
Buku : Soeharto File Sisi Gelap
Sejarah Indonesia
Penulis :
Asvi Warman Adam
Penerbit : Ombak, Yogyakarta
Cetakan : Cetakan Pertama, Maret 2004
Cetakan Revisi, Maret 2006
Tebal : xxv + 219 hal
ISBN : 979-96941-05-7
Masa kecil Soeharto tidak bahagia. Ibunya seorang
petani yang sakit-sakitan setelah melahirkan dirinya. Masa kecil dan remajanya
di lewati dengan tinggal dari satu kerabat ke kerabat lainnya.
Kemudian setelah dewasa ia masuk KNIL dan PETA serta berkarier dalam tentara
nasional. Tahun 1946 ia menjadi Komandan Resimen III dengan pangkat Letnan
Kolonel.
Tahun
1967 ia diangkat menjadi Presiden Indinesia, perhatian Soeharto yaitu pada
pemulihan ekonomi yang sangat merosot diakhir pemerintahan Soekarno. Indonesia
segera memulihkan hubungan dengan Malaysia, kembali menjadi anggota PBB,
mendukung pembentukan ASEAN, dan kemudian menjadi motor penggerak organisasi
regional tersebut.
Supersemar yang kontroversial itu tidak
dibuat oleh Presiden Soekarno dengan sukarela.
Soeharto diuntungkan dengan adanya percobaan kudeta yang gagal. Soeharto bisa
saja berdalih bahwa ia tidak memaksa Soekarno tetapi kenyataannya ketiga
jendral pembantunya telah membuat Soekarno dalam keadaan terpaksa untuk membuat
surat perintah 11 Maret tersebut. Apalagi pada tanggal 11 Maret 1966 dalam buku
itu dijelaskan bahwa ada pasukan yang tidak memakai tanda pengenal berkeliaran
di sekitar istana sehingga Soekarno memutuskan untuk meninggalkan istana pergi
ke Bogor.
Selain kasus mengenai Supersemar,
Soeharto juga terlibat dalam pelanggaran terhadap kemanusiaan dalam kasus Pulau
Buru. Mereka yang di buang ke Pulau Buru adalah orang-orang yang termasuk dalam
golongan B yaitu, orang-orang yang tidak cukup bukti untuk di adili. Sebanyak
10.000 orang dikirim ke Pulau Buru dalam beberapa rombongan. Mereka semua
diwajibkan untuk melakukan
kerja wajib di bawah pengawasan orang-orang bersenjata. Mereka tidak tahu sampai
kapan mereka di sana, namun atas desakan dari
lembaga
Hak Asasi Manusia Internasional menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa
membebaskan tahanan itu pada tahun 1979. Berdasarkan analisis struktur
Kopkamtib yang berada langsung di bawah Presiden dan rantai komando Panglima
Kopkamtib sampai ke pelaksana dibawahnya
dan dengan melihat jabatan-jabatan rangkap yang dalam
waktu bersamaan dipegang oleh Soeharto, sangat terlihat bahwa dia terlibat
dalam kasus penahanan di Pulau Buru. Soeharto terindikasi membiarkan
pelanggaran HAM di sana.
Banyak informasi yang terungkap dalam buku ini, sehingga bisa menambah wawasan kita mengenai
kejahatan-kejahatan yang di lakukan oleh Soeharto.
Namun buku ini ditulis dengan
bahasa yang sulit dimengerti, sehingga membutuhkan konsentrasi yang penuh umtuk bisa memahami isi
dalam buku ini.
Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan sosiologi karena memberikan penjelasan (eksplanasi) terhadap perilaku-perilaku sosial
dalam sejarah Soeharto tersebut. Perilaku-perilaku sosial tersebut lebih dilekatkan pada makna subyektif dari
seorang individu (pemimpin atau tokoh) dan bukan perilaku massa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar