A.
Faktor-Faktor yang Mempermudah Proses
Islamisasi di Indonesia
Agama
islam mudah mendapat tempat karena beberapa keuntungan yang ditawarkan.
- Dalam ajaran agama Islam tidak dikenal adanya perbedaan golongan dalam masyarakat. Berbeda dengan agama Hindu yang membagi-bagi orang dalam berbagai golongan atau kasta. Masyarakat mempunyai kedudukan yang sama sebagai Hamba Allah. Walaupun demikian, ajaran agama Islam kurang meresap di kalangan Istana, hal ini dibuktikan dengan masih adanya praktek-praktek feodalisme khususnya di lingkungan keraton Jawa.
- Agama Islam cocok dengan jiwa pedagang. Dengan memeluk Islam maka hubungan di antara para pedagang semakin bertambah erat, sesuai dengan ajaran Islam yang menyatakan bahwa setiap orang itu bersaudara.
- Sifat bangsa Indonesia yang ramah tamah memberi peluang untuk bergaul lebih erat dengan bangsa lain. Dengan pendekatan yang tepat, maka bangsa Indonesia dengan mudah dapat menerima ajaran agama Islam.
- Islam dikembangkan dengan cara damai. Pendekatan secara damai akan lebih berhasil dibandingkan secara paksa dan kekera
B. Teori
Kedatangan Islam Mengenai Waktu
Terdapat perbedaan pengertian mengenai kedatangan Islam
ke Indonesia dalam hal waktu. Hal ini didasarkan pada perbedaan titik tumpu
masing-masing sejarawan. Oleh karena itu, pemakalah mencoba menghadirkan
berbagai teori atau pendapat disertai dengan penjelasannya.
Berdasarkan
sumber-sumber yang disertai dengan berbagai bukti, maka ada tiga pendapat yang
menyimpulkan Islam masuk ke Indonesia, yaitu:
- Abad VII M alasannya pada waktu itu kerajaaan Sriwijaya mengembangkan kekuasaannya pada sekitar abad ketujuh dan kedelapan, dan juga di selat malaka sudah mulai lalu lalang pedagang muslim dalam pelayarannya ke negeri-negeri di Asia Tenggara dan Asia Timur (termasuk Indonesia).
- Pendapat kedua mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad IX hingga XI M, alasannya karena pada waktu itu sudah terbentuk komunitas masyarakat muslim.
- Pendapat yang ketiga mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke XIII hingga XIV M. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa Islam masuk di Indonesia itu ditandai dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam, maka kerajaan Islam baru berdiri pada abad XIII yaitu dengan berdirinya Kerajaan Samudra Pasai. Pendapat ini tergolong lemah jika mengacu pada realitas penyebaran Islam yang tidak hanya berasal dari satu jalur yaitu jalur politik/kerajaan, akan tetapi penyebaran Islam yang juga dimulai dari lapisan bawah melalui perdagangan dan perkawinan. Lebih lanjut, pendapat kedatangan Islam terkait waktu dapat pula dilihat pada pembahasan kedatangan Islam mengenai asal yang termaktub dalam Teori Gujarat, Teori Makkah, dan Teori Maritim.
C.
Teori Kedatangan Islam Mengenai Asal
1. Teori
Gujarat
Teori
ini mengikuti teori Prof. Dr. Snouck Hurgronje maka diteorikan Islam masuk dari
Gujarat. Menurutnya, Islam tidak mungkin masuk ke nusantara Indonesia langsung
dari Arabia tanpa melalui ajaran tasawuf yang berkembang di India. Dijelaskan
pula bahwa daerah India tersebut adalah Gujarat. Daerah pertama yang dimasuki
adalah Kesultanan Samodra Pasai, pada abad ke-13.
2. Teori
Makkah
Adapun
waktu masuknya agama Islam ke Nusantara Indonesia terjadi pada abad ke-7 M.
Dalam berita dinasti Tang tersebut menuturkan ditemuinya daerah hunian
wirausahawan Arab Islam di Pantai Barat Sumatera maka disimpulkan Islam masuk
dari daerah asalnya Arab. Dibawa oleh wiraniagawan Arab.
3. Teori
Persia
Islam
masuk dari persia dan bermadzhab Syi’ah. Pendapatnya didasarkan pada sistem
baca atau sistem mengeja membaca huruf Al Qur’an, terutama di Jawa Barat. Teori
ini dinilai lemah karena tidak semua pengguna sistem baca huruf Al Qur’an
tersebut di Persia penganut madzab Syi’ah.
4. Teori
Cina
Prof.
Dr. Slamet Muljana, 1968, dalam Runtuhnja Keradjaan Hindu Djawa dan
Timbulnja Negara-Negara Islam di Nusantara, tidak hanya berpendapat Soeltan
Demak adalah orang peranakan Cina. Namun juga menyimpulkan bahwa para Wali
Sanga adalah orang peranakan Cina. Pendapat ini bertolak dari Kronik Klenteng
Sam Po Kong. Misalnya Soeltan Demak Panembahan Fatah dalam Kronik Klenteng Sam
Po Kong bernama Panembahan Jin Bun nama Cina-nya. Soenan Ampel dengan nama
Cina, Bong Swi Hoo, dan lain-lain. Sebenarnya menurut budaya Cina dalam
penulisan sejarah nama tempat yang bukan negeri Cina, dan nama orang yang bukan
bangsa Cina, juga dicinakan penulisannya. Besar kemungkinan seluruh nama-nama
raja Madjapahit dan nama keradjaan Hindoe Madjapahit pun seperti halnya
kerajaan lainnya dicinakan pula dalam Kronik Klenteng Sam Po Kong
Semarang, ditafsirkan oleh Prof. Dr. Slamet Muljana sebagai orang Cina.
5. Teori
Maritim
Menurut
N.A Baloch sejarawan Pakistan, Masuk dan Berkembangnya agama Islam di
Nusantara Indonesia, akibat umat Islam memiliki navigator atau mualim
dan wirausahawan Muslim yang dinamik dalam penguasaan maritim dan pasar. Melalui
aktivitas ini, ajaran Islam mulai dikenalkan di sepanjang jalan laut niaga di
pantai-pantai tempat persinggahannya pada masa abad ke 1 H atau abad ke-7
Masehi. Oleh karena itu, langkah awal sejarahnya, ajaran Islam dikenalkan di
pantai-pantai Nusantara Indonesia hingga di Cina Utara oleh para wirausahawan
Arab. Proses waktu yang dilalui dalam dakwah pengenalan ajaran Islam ini,
berlangsung selama lima abad, dari abad ke 1-5 H/7 -12 M.
Langkah
berikutnya, N.A. Baloch menjelaskan mulai abad ke-6 H/13 M terjadi pengembangan
Islam hingga ke pedalaman. Pada periode ini pengembangan agama Islam ke
pedalaman dilakukan oleh para wirausahawan pribumi. Selain itu, dimulai dari
Aceh pada abad ke-9 M, kemudian diikuti di wilayah lainnya di Nusantara,
kekuasaan politik Islam atau kesultanan mulai tumbuh.
D.
Teori Kedatangan Islam Mengenai Pembawa
Para
sejarawan menetapkan bahwa pembawa Islam ke Indonesia ada dua golongan, yaitu
saudagar-saudagar dari Gujarat dan Saudagar-saudagar Arab.
- Orang-orang Gujarat, terbukti dengan : Perdagangan (hubungan dagang), ukir-ukiran Arab dalam kuburan Islam di Indonesia dengan motif Gujarat, adanya gelar Syah, adanya persamaan adat antara India dengan Indonesia, adanya sisa-sisa madzhab Syi’ah di Indonesia, seperti Wihdatul Wujud.
- Para Saudagar Arab dengan alasan : sudah adanya perdagangan pantai antara Arab dan Indonesia, melalui lautan sebagai terminal menuju Cina, Francis Day dalam bukunya The Lord of Pieverela, menyebutkanbahwa orang-orang Arab sudah lama menetap di Malabar India, yaitu orang Oman dan Hadramaut, adanya berita al-Mas’udi. Ia mengatakan bahwa pada tahun 675 M terdapat lebih kurang 10.000 orang yang berasal dari Oman, Siraz, Basrah dan Baghdad yang berasal di Malabar (Nurujud Dzannab), telah ada kelompok orang Arab di Sumatera pada Tahun 675 M sebagai utusan dari Arab untuk kunjungan ke Kalingga.
Pendapat
lain menyebutkan bahwa orang Islam yang pertama datang dan berdakwah Islam di
Indonesia, antara lain:
- Yang datang pertama kali adalah mubaligh dari Persi (Iran), pada pertengahan abad 12 M. Alasannya karena kerajaan Islam pertama di Indonesia bernama Pase (Pasai) berasal dari Persi. Ditambah dengan kenyataan bahwa orang Islam Indonesia sangat hormat kepada keturunan sayyid atau habib yaitu keturunan Hasan dan Husen putera Ali bin Abi Thalib.
- Yang datang pertama kali adalah Mubaligh dari India Barat, tanah Gujarat. Alasannya karena ada persamaan bentuk nisan dan gelar nama mubaligh yang oleh Belanda dianggap sebagai kuburan orang-orang Islam yang pertama di Indonesia.
E.
Teori Kedatangan Islam Mengenai Cara
Proses
masuknya Islam ke Indonesia pertama kali melalui lapisan bawah, yakni
masyarakat sepanjang pesisir utara. Dalam hal ini yang membawa dan
memperkenalkan Islam kepada masyarakat Nusantara adalah para saudagar-saudagar
muslim, baik yang datang dari Gujarat maupun yang datang dari Arab dengan cara
berdagang.
Dari
hubungan berdagang inilah maka akhirnya mereka saling mengenal dan terjadilah
hubungan yang dinamis di antara mereka. Hubungan yang harmonis ini dimanfaatkan
oleh para saudagar sebagai momentum yang sangat tepat untuk memperkenalkan
Islam dengan damai.
Disamping
melalui perdagangan, Islam juga disebarkan melalui perkawinan yaitu para
saudagar muslim kawin dengan wanita-wanita Nusantara (Indonesia), sehingga
dengan perkawinan ini proses Islamisasi-pun terjadi. Bila seorang pedagang
beragama Islam menikah dengan seorang perempuan pribumi, tentulah si perempuan
akan mengikuti agama suaminya. Setelah itu, menyusul pula anggota keluarganya
yang lain. Bila seorang raja di suatu daerah masuk Islam, akan segera menyusul
pula para bawahannya. Dengan cara demikian, Islam mulai berkembang pesat di
Pulau Jawa.
DAFTAR
PUSTAKA
Soekmono.1973. Pengantar
Sejarah Kebudayaan Indonesia 1II. Yogyakarta:
Kanisius.
Notosusanto,Nugroho.1993. Sejarah
Nasional Indonesia III.
Jakarta: Balai Pustaka.
Andewi Suhartini. 2009. Sejarah Pendidikan
Islam. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Depag RI.
Yahya Harun. 1995. Sejarah Masuknya Islam
di Indonesia. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar