A. Latar belakang terjadinya Krisis di Libya
Titik pusat aksi protes sejak 16 Februari 2011. Hal tersebut, bermula ketika gerakan yang ada di Tunisia dan Mesir mampu menghilangkan pemimpinnya. Aksi protes ini di tujukan kepada Moammar Khadafy, yang mana aksi protes ini terjadi di kota besar kedua Libya tepatnya Benghazi pada 17 Februari 2011. Semula, demonstran menuntut pembebasan Fethi Tarbel yakni seorang pengacara hak asasi manusia yang telah di tahan sehari sebelumnya. Para demonstran juga, meneriakan Perdana Menteri yaitu Baghdad al-Mahmoudi untuk mundur. Hal tersebut juga, kemudian di alami oleh Moammar Khadafy. Aksi tuntutan itu,menyebar di Tripoli, Al-Bayda, Misrata, Sawiya.
Aksi masa di hadapi Khadafi dengan brutal, di buktikannya dengan Khadafi memerintahkan militer dengan maksud menghadapi masa dengan menggunakan rudal antipesawat serta dengan senjata otomatis. Hal tersebut, ternyata menewaskan banyak korban yakni lebih dari 1.000 warga Libya mengalami krisis politik serta terjadinya perang saudara di Libya. Sejumlah pejabat di Libya mengundurkan diri serta Libya Timur dengan kota utamanya Benghazi juga memutuskan agar Moammar Khadafi mundur. Benghazi selanjutnya menjadi pusat perjuangan kubu oposisi dan menjalankan pemerintahan sendiri yang mana bebas dari campur tangan Tripoli yang di pimpin oleh Khadafi.
Krisis Politik di Libya merupakan peristiwa internasional yang mana telah menjadi sorotan surat kabar nasional. Rakyat Libya, terlibat perang saudara Krisis politik di Libya telah berkembang menjadi perang antara loyalis Khadafi dan kelompok oposisi. Kubu Loyalis Moammar Khadafy menyusun strategi untuk dapat mengalahkan kota-kota Libya Barat yang mana telah di kuasai oleh kubu oposisi pada 1 Maret 2011. Sementara kubu oposisi mendeklarasikan pemerintah transisi Libya yang di sebut Dewan Nasional Transisi di kota Benghazi pada 5 Maret 2011. Dewan tersebut, beranggotakan 31 tokoh yang menentang Khadafi di pimpin oleh mantan Menteri Kehakiman yakni Libya Mustafa Abdel Jalil.
Konflik politik di Libya, memakan korban lebih dari 6.000 orang. Hal tersebut mengakibatkan PBB bertindak yakni mengesahkan resolusi zona larangan terbang Libya untuk melindungi warga sipil dan para penduduk Libya pada 17 Maret 2011. Selanjutnya, 20 Maret 2011 pasukan koalisi Barat yang di pimpin oleh Perancis, Inggris dan Amerika Serikat memboardir Tripoli yaitu ibu kota Libya. Serangan tersebut menghancurkan kantong-kantong pertahanan militer di Libya. Walaupun mendapat serangan, akan tetapi Khadafy sempat muncul di televisi untuk mengatakan kekesalannya. Dalam pidatonya, Khadafy mengatakan, ‘’Dalam jangka pendek, kita akan mengalahkan mereka, dan dalam jangka panjang kita akan menaklukkan mereka’’.
B. Sepak terjang (peranan) yang di lakukan Khadafi sehingga warga Libya mengalami krisis politik yang menjadi perang antara loyalis Khadafy dan kelompok oposisi.
Ini semua berawal dari kejadian di tahun 1969, perubahan terjadi ketika kolonel Moammar Khadafy menggulingkan raja Idris. Dengan kekuatan “buku suci”-nya, Kitab al-akhdar (Buku Hijau, buku politik Libya), Moammar Khadafy membangun Libya dengan caranya sendiri kekuatan minyak digunakan sebagai alat ekonominya meski harus membungkam rakyatnya. Partai politik dilarang oleh Khadafy, menjelang tahun 1970-an. Sebab, menurut Khadafy, partai politik adalah bagian diktator. Khadafy juga tak pernah menggelar pemilihan umum untuk memilih pemimpin Libya. Dan, dengan tangan besinya itu Khadafy mampu berkuasa selama 40 tahun.
Ini memang sedikit berbeda apabila dibandingkan dengan demokrasi ala barat. Sangat tidak demokratis, tetapi bagi Moammar Khadafy, cara ini adalah cara yang cocok untuk Libya. Khadafy juga mengkritik sistem parlemen karena yang namanya perwakilan itu bukanlah suara rakyat. Dunia modern tentu tidak akan bersimpati kepada Khadafy yang memimpin negerinya dengan cara itu. Khadafy juga ingin membangun semacam kerajaan dengan saiful islam salah seorang anaknya dipersiapkan untuk menggantikannya.
Khadafi, menyogok warga Tripoli dengan uang tunai yang mana memiliki tujuan yakni agar tidak ikut menentang pemerintahannya. Alhasil, di Zawiya sendiri yang hanya berjarak 50 kilometer di barat ibukota Tripoli rakyat mempertahankan diri dengan menyiapkan tank-tank dan senjata antipesawat untuk menghadang serangan tentara loyalis Khadafi. Mereka mengatakan sekitar 2.000 pasukan pro-Khadafi telah mengepung kota itu. ‘’Kami akan melakukan segalanya untuk melawan mereka. Mereka akan segera menyerang. Kami, memperjuangkan kebebasan, dan Kami siap mati untuk itu,’’ kata mantan mayor polisi yang membelot dan bergabung dengan demonstran anti rezim Khadafi. Zawiya, yang berpopulasi 200.000 jiwa adalah kota terdekat di Tripoli. Letak kota ini juga, berdekatan dengan pusat pengilangan minyak Libya. Beberapa hari lalu, terjadi bentrokan berdarah di kota ni antara rakyat dengan milisi pro-Khadafi.
Warga Zawiya menceritakan perihal yang di lakukan milisi pro- Khadafi saat itu. ‘’Kahadafi gila, orang-orangnya menembaki Kami dengan senjata berpeluncur roket. Kami butuh keadilan. Orang-orang di bunuh,’’Ujar Mustafa. Bangkai mobil yang terbakar berserakan di kota itu, jalanan di penuhi pohon tumbang atau barikade besi. ‘’bagi Kami, Khadafi adalah ‘’Drakula Libya,’’kata Wael al-Oraibi, perwira militer yang membelot dan bergabung dengan rakyat. Kemudian, para pengamat juga mengatakan pada akhirnya rakyat antirezim akan tiba di Tripoli dan membunuh atau menangkap Khadafi. Akan tetapi, mereka yang pro-Khadafi menambahkan, Khadafi punya kekuatan untuk menggerakkan kekacauan atau perang sipil.
Untuk meredam perlawanan, kemudian Khadafi menyogok rakyat dengan janji memberikan uang tunai sebesar 500 dinar Libya (400 dolar AS) untuk setiap keluarga agar mereka tidak memberontak. Kemudian, terlihat antrean panjang tampak di luar bank-bank di Tripoli untuk mengambil iming-iming uang tersebut. Khadafi menunding negara asing dan L Qaida mendalangi ‘pemberontakan’ di Libya dan mengecam Dewan Keamanan PBB yang menjatuhkan sanksi dan memerintahkan pengadilan tribunal kejahatan perang atas dirinya.
Tripoli (KR) Putra Moamed Khadafi, seif al-Islam berpidato di hadapan pendukungnya dengan mengatakan pihaknya hampir menang. Disampaikan juga, bahwa pasukan pemerintah Libya kini hampir merebut Benghazi, yang mana kota yang menjadi basis utama pemebrontak. Associated Press melaporkan, Jum’at (11/3). Di Tripoli, Moamer Khadafi menyediakan uang tunai puluhan miliar dolar AS guna menanggulangi pemberontakan. Sumber intelijen AS menjelaskan bahwa uang tunai yang di simpan Khadafi dalam bentuk dolar AS, dinar Libya, dan mata uang asing lainnya semuanya di simpan di Bank Senteral Libya. Dengan uang tunai itu, Khadafi bisa membayar gaji tentara, pasukan bayaran dan pendukung politiknya. Khadafi menyewa, antara 3.000 sampai 4.000 tentara asing bayaran yang berasal dari negara sub Shara Afrika. Untuk menggaji mereka Khadafi mengeluarkan dana 1.000 dolar AS perhari. Tentara bayaran Libya itu berasal dari Mali, Niger, dan Sudan, khususnya pasukan pemberontak Gerakan Keadilan dan Persamaan yang beroperasi di Darfur, Sudan.
Ibrahim Saleh (34), penduduk Ajdabiya mengatakan kepada AFP selama pasukan Khadafi menduduki Ajdabiya,’’ Tank-tank mereka terus menerus menembaki rumah-rumah tanpa henti. Saya tak bisa berada di rumah selama berhari-hari,’’ujarnya. Dalam keadaan teror, kata Ibrahim Saleh tak adapula persediaan air, minyak ataupun sarana komunikasi. Bila warga keluar rumah untuk mencari air atau minyak mereka di tembaki pasukan Khadafi. Ajdabiya menjadi kota pertama yang jatuh ke tangan oposisi sejak serangan koalisi yang di dukung PBB terhadap pasukan Khadafy, 19 Maret lalu.
Niger mengatakan aparatnya melakukan pengawasan terhadap anak Khadafi, Al-Saadi (37), namun tidak menahannya. ‘’posisi pemerintah tidak berubah. Saadi, tidak di buru-buru internasional. Seperti loyalis Khadafi lainnya (yang kabur ke Niger), Ia hanya berada dalam pengawasan,’’ujar jubir pemerintah Niger. Senin (12/9) sisa-sisa pasukan pro-Khadafi membunuh 15 penjaga di kilang minyak kota Ras Lanuf. Namun, di hadapan 10.000 orang, Abdel Jalil meminta semua pihak menahan diri.’’Kita mengupayakan pengakuan hukum dan kemakmuran dengan syariat sebagai sumber hukum utama. Semua ini, membutuhkan banyak persyaratan ‘’ujarnya sembari menegaskan tidak ada toleransi terhadap ideology ekstream.
kaum muda, melakukan pawai mengeliligi kota berdesakan dengan naik mobil pikap. Mereka mengendarai mobil sambil mengangkut senja berat dan sesekali menambahkan senjata berat. Brigade revolusioner dari seluruh negeri mulai menduduki Tripoli akhir bulan lalu dalam satu serangan yang menakjubkan. Khadafi yang berkuasa selama 42 tahun pun lari dan bersembunyi hingga kini.
C. Peyerangan Libya terhadap Khadafi
Memang selama 40 tahun Khadafy berkuasa di Libya, tetapi di awal tahun 2011 rakyat Libya bergejolak ingin Khadafy turun dari kursi kepemimpinannya. Memang dari sinilah muncul kubu oposisi dan kubu pro-Khadafy, kubu oposisi dibantu oleh tenaga asing yaitu NATO dan NTC, ini memang dilaur perkiraan bahwa tenaga asing ikut campur dalam gejolak yang terjadi di Libya.
Khadafy yang tahu bahwa oposisi yang berusaha menggulingkannya itu dibantu oleh militer barat, sangat geram akan itu. Khadafy pun melontarkan perkataan kepada militer Barat tersebut “janganlah kau ikut campur dalam krisis yang terjadi di Libya, apabila kaum oposisi kalian intervensi, Libya akan menjadi medan perang, Libya akan menjadi lautan darah dan ribuan warga Libya akan mati”. Libya yang berkecamuk tidak akan membuat Khadafy mundur dari kursi kepemimpinannya, meski kaum oposisi sedang gencar berperang melawan pasukan pemerintah, ia juga menolak tekanan Barat, termasuk AS untuk mundur. Kolonel Khadafy menuding kekuatan asing berusaha mengusai negeri Libya yang kaya minyak.
Negara-negara Barat terus menekan Khadafy. Salah satu bentuk tekanan atas rezim Khadafy adalah pengerahan kapal perang dan pesawat tempur AS lebih dekat ke Libya. Sebelumnya negara barat menerapkan larangan pergi bagi Khadafy, embargo senjata, serta pembekuan asset pribadi, keluarga, dan para kroninya. Barat dan AS berencana menerapkan zona larangan terbang di atas Libya. Inggris pun akan bekerja sama dengan sekutunya untuk membahas tentang zona larangan terbang. Jendral James Mattis, komandan komando Sentral AS, mengatakan bahwa zona larangan terbang akan menjadi opsi bagi militer.
Koalisi yang dilakukan oleh militer Barat semakin gencar untuk menjatuhkan Khadafy dari kepemimpinan Libya. Kubu oposisi yang kurang terkodinir kurang baik dapat ditutupi oleh koalisi yang dilkukan militer Barat. Perancis dan Inggris melakukan gencatan senjata untuk mempersiapkan penyerangan ke Libya. Perancis menyiapkan 20 pesawat untuk operasi di atas Libya, Perancis memiliki 120 pesawat tempur, sebagaian besar jet Rafale dan Mirage 2000. Kapal induknya, Charles de Gaule, yang membawa 15 jet tempur berangkat ke Libya. Perancis memiliki pangkalan udara di Solenzara, sebuah pulau di Laut Tengah, satu jam penerbangan dari Libya dengan jet tempur. Uni Emirat Arab menjanjikan 24 pesawat (Mirage 2000-9 dan F-16) dan Qatar memberi bantuan terhadap koalisi sekitar empat hingga enam pesawat 2000-5. Inggris mengerahkan sejumlah jet Tornado GR4 dan Topan yang diterbangkan dari basis Royal Air Force, 3000 mil di daerah Timur Norfolk di Inggris. Operasi juga didukung pesawat VC10 dan pesawat pengisian BBM Tristar, seperti E3D Sentry dan Sentinel surveillans. Kapal perang HMS Cumberland dan HMS Westminster juga dikerahkan.
Memang dilihat dari segi kekuatan militer Khadafy kalah telak dengan kubu oposisi, ini yang membuat pertahanan Khadafy mulai goyah. Tidak hanya serangan melalui fisik para kubu oposisi melakukan serangan dalam hal psikologi. Dengan memiliki kekuatan militer yang besar kubu oposisi yang berkoalisi dengan militer barat terus mendesak Khadafy agar turun dari Jabatannya. Usaha kubu oposisi untuk menjatuhkan Khadafy sangat sulit, karena Khadafy yang sangat keras kepala untuk turun dari jabatannya. Walaupun kubu oposisi dibantu oleh Dewan Keamanan PBB, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Liga Arab.
Pada awal Agustus 2011 pertahanan Khadafy hancur setelah dibombardir oleh kubu oposisi, dan kubu oposisi berhasil masuk di ibu kota Libya yaitu Tripoli. Tripoli merupakan pertahanan terakhir Khadafy dalam melawan pasukan oposisi. Memang oposisi dibantu oleh militer Barat, dalam kasus ini banyak pasukan yang dulunya pro-Khadafy menjadi anti-Khadafy, dari ini kubu oposisi melakukan sebuah rencana yaitu “Operasi Putri Duyung Senja”. Operasi ini dilakukan secara gerilya, yaitu dari para pasukan pro-Khadafy yang membelot tersebut dikirim ke Benghazi markas oposisi, untuk menjalani latihan. Mereka berangkat naik kereta api dan dikawal prajurit militer yang membelot. Usai dilatih, mereka disusupkan kembali ke Tripoli. Sebagaian menyamar sebagai nelayan yang pulang melaut dan yang lain menyusup lewat pegunungan di sebelah barat kota. Setelah memasuki pusat kota Tripoli, mereka menunggu. Mereka menjadi sel tidur, dan mereka tersebar di kota-kota sebelah barat Tripoli, seperti Zintan dan Zawiya menunggu hari penyerangan.
Operasi ini puncaknya terjadi pada 21 Agustus 2011, pasukan oposisi dengan mudahnya memasuki dan menduduki Tripoli. Tak ada perlawanan dari kubu loyalis Khadafy. Operasi ini dilakukan pada saat 150 orang bermunculan dari dalam kota, memblokade dan mengambil alih jalan secara terkoordinasi. Mereka juga mendapat bantuan dari Misrata sebanyak 200 orang. Penyerangan ini juga berhasil karena salah satu penjaga kota Tripoli yaitu Mohammad Eskhal yang pada awalnya pasukan loyalis Khadafy membelot untuk membantu pasukan oposisi. Operasi ini juga dilakukan oleh NATO. NATO sangat berhati-hati terhadap operasi ini mereka melakukan penyerangan dari jarak jauh, mereka mengincar bagian sarana komunikasi dan sarana persenjataan pasukan Khadafy.
Setelah memasuki kota Tripoli, pasukan oposisi melakukan perburuan kepada Khadafy. Suasana di kota Tripoli pada saat itu sangat berkecamuk para pemuda banyak mengangkat senjata untuk mencari Khadafy. Mereka melakukan patrol di sepanjang jalan kota Tripoli, mereka melakukan pemerikasaan mobil yang lewat, melakukan pemerikasaan rumah-rumah penduduk dalam radius tertentu. Suasana ini sangat mencekam bagi penduduk Tripoli sendiri, karena para pemuda yang berkecamuk dalam keadaan tersebut tidak dapat dikenali, apakah mereka merupakan prajurit oposisi atau NTC, atau para penjahat, atau para prajurit loyalis Khadafy yang menyamar.
Penyerangan dan perburuan terus dilakukan oleh kubu oposisi Libya. Mereka terus mencari Khadafy di kota Tripoli, militer Barat terus mencari Khadafy dengan teknologi modern untuk mencarinya, mereka menggunakan GPS, sensor panas, maupun teknologi modern lainnya untuk menemukan Khadafy. Para kaum oposisi dan NTC melakukan sebuah operasi baru yaitu “operasi Fajar Odyssey”. Operasi ini dilakukan pada tengah malam hingga pagi hari, serangan dari operasi ini dilakukan di jantung pertahanan militer Khadafy. Operasi ini dipimpin oleh, Perancis, AS dan Inggris, diawali tembakan Salvo oleh Perancis. Dengan tembakan 112 rudal jelajah Tomahawk, disusul penjatuhan 40 bom ke Tripoli.
Penyerangan ini dilakukan dengan tujuan melemahkan kekuatan pasukan Khadafy. Pasukan NTC tetap melakukan serangan psikologi, mereka melakukan serangan ini agar mendesak Khadafy agar turun dari jabatannya, dengan alasan bahwa Khadafy berperang melawan rakyatnya sendiri. Apa yang dilakukan kaum NTC merupakan sesuatu yang “berandalan” mereka menyerang dengan dalih melemahkan kekuatan Khadafy, mereka tidak tahu bagaimana keadaan penduduk saat penyerangan tersebut, berapa jumlah orang yang tewas dari serangan-serangan senjata modern yang dilancarkannya. Mereka hanya bertujuan untuk menurunkan Khadafy dari kursi jabatannya, karena apa para koalisi-koalisi yang dibentuk, mereka hanya mengincar minyak Libya yang sangat berlimpah. Dibawah kepemimpinan Khadafy para negara Barat tidak bisa merangkul Khadafy karena Khadafy adalah salah satu pemimpin dunia yang anti Barat.
D. Dampak dan akhir hayat Khadafi
Misrata merupakan kota ketiga terbesar di Libya yang mana menjadi medan tempur paling berdarah. Rabu (23/3) malam, Loyalis Moammar Khadafi memboardir rumah sakit Misrata yang di dalamnya ada 1.000 orang. Sebanyak 16 orang di laporkan tewas akibat aksi para penembak jitu. Pada saat itu, situasi sekitar rumah sakit dan sekitarnya kacau balau tak menentu. Ratusan orang menangis, menjerit, dan berteriak minta tolong. Saat itu, rumah sakit gelap gulitadi karenakan listrik padam. Rumah sakit di tembaki senjata berat dan di boarder. Tidak jelas alasan loyalis menyerang rumah sakit. Abdul Basset, juru bicara oposisi mengatakan bahwa penembakan di RS Misrata masih berlanjut.’’Kami takut ada pembantaian. Ada 1000 orang di rumah sakit akan tetapi kebanyakan kritis, tidak bisa bergerak dan berjalan. Banyak yang kakinya di amputasi,’’katanya.
Kota Ajdabiay, yang mulanya di kuasai oleh pasukan pro-Khadafi di bombardir jet tempur sekutu. Sekitar 20 tank, kendaraan lapis baja dan senjata artileri pemerintah Libya di tinggalkan. Dan sebagian hancur akibat serangan udara sesuai mandate PBB. Akibat serangan udara sekutu dengan pesawat tempur Libya, praktis kekuatan udara Khadafi lumpuh. Laksamana Muda William Gortney mengatakan Khadafi sdah tidak punya pertahanan udara, dan kemampuannya memurun untuk memimpin dan menggerakkan pasukannya di lapangan. Jatuhnya kota Ajdabiay membuat para pemberontak gembira. Meneriakkan ‘’Terima kasih Obama, terimakasih Cameron, yakni presiden AS dan perdana menteri Inggris. Mereka juga, menyembunyikan klakson mobil dan mengacungkan jari V sebagai tanda kemenangan. Kini, posisi pertahanan yang sebelumnya dikuasai pasukan pro-Khadafi, Minggu kemarin di huni pemberontak. Namun, pejabat militer AS mengatakan, Khadafi mempersenjatai sukarelawan sipil untuk melakukan gerakan anti pemerintah. ‘’Namun, Saya tidak bisa memastikan apakah mereka betul sukarelawan atau tidak dan Saya tidak tahu berapa orang yang akan Ia dapatkan. Amat menarik bagi Saya bagaimana Khadafi harus memperkuat sipil’’,ujarnya.
Posisi Khadafi menjadi sulit dan terjepit arena di tinggalkan para menteri, petinggi militer dan dubesnya. Menlu (Moussa Koussa), Menteri Imigrasi (Ali Erreshi), beberapa petinggi militer, dan dubes Libya membelot. Beberapa duta besar, termasuk dubes Libya untuk AS dan PBB, undur diri. Mereka menentang cara-cara Khadafi yang menggunakan tangan besi dalam menghadapi kaum demonstran dan pasukan pemberontak. Khadafi dan pasukan Loyalisnya bertindak brutal terhadap kaum demonstran da pemberontak. Ratusan demonstran anti rezim-Khadafi dan pasukan pemberontak tewas di tangan tentara loyalis Khadafi. Khadafi, mengkudeta (tak berdarah) Raja Idris pada 1 September 1969 dan mencopot Putra Mahkota Sayyid Hasan ar-Rida al-Mahdi as-Sanusi dari tahta suksesi. Saat itu, Khadafi baru berpangkat colonel dan baru berusia 26 tahun. Pada saat itu, para petinggi militer di turunkan pangkatnya dan tidak boleh lebih dari pangkat Khadafi (kolonel). Khadafi, menghapus monarki dan mengubah Libya menjadi Republik Arab Libya. Walaupun, Khadafi menghapus sistem monarki akan tetapi Khadafi sebenarnya adalah raja yang represif dan otoriter, seorang diktator yang sudah berkuasa selama 42 tahun. Khadafi, membangun rezmnya tanpa parpol dan parlemen. Tidak ada cheks and balances untuk mengawal dan mengontrol kekuasaan pemimpin Libya itu.
Tidak semua elemen angatan bersenjata Libya suka pada Khadafi. Pada tahun 1993, elemen angkatan darat Libya hendak mengasasinasi Khadafi akan tetapi gagal. Pada 14 April 1986, AS melalui operasi ‘’El Dorado Canyon’’-nya, menyerang pusat-pusat pertahanan militer Libya akan tetapi Khadafi lolos dari serangan itu. Serangan itu, di lakukan oleh Presiden AS Ronald Reagan karena Khadafi di cap sebagai sponsor dan penyokong terorisme internasional. Reagan menjuluki Khadafi’’mad dog of Middle East’’(anjing gila Timur Tengah).
Meskipun, telah mendapat kritikan dari Dewan Perwakilan Rakyat. Amerika Serikat, di Gedung Putih bersikeras bahwa Presiden Barack Obama memiliki wewenang untuk melanjutkan aksi militer AS di Libya. Biaya operasi militer AS di Libya sekitar 715. 000.000 dolar pada 3 Juni. Jumlah itu, meningkat menjadi 1,1 miliar dolar pada awal September. Larangan penggunaan, dana untuk operasi militer Libya terdapat dalam amandemen Undang-Undang. Persetujuan perubahan UU tertuang dalam dukungan 248 suara berbanding dengan 163 suara yang menentang. Perubahan UU itu, di susulkan Brad Sherman anggota Kongres dari Partai Demokratik Daerah Pemilihan California.
Setelah jatuhnya kota Tripoli pada akhir Agustus 2011, Khadafy lari di kota Sirte. Pada awal kedatangan Khadafy di Sirte di sambut hangat para penduduknya dan berjanji melindungi Khadafy dari pasukan oposisi. Tetapi setelah pengepungan di kota Sirte yang terjadi ialah para penduduk meninggalkan Khadafy begitu saja untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing, Khadafy semakin terkucil dan terpojok. Khadafy dan para pembantu dekatnya selalu berpindah-pindah dari rumah satu ke rumah lainnya di Sirte, untuk menghindari kemungkinan terdeteksi oleh NATO. Hari demi hari kondisi Khadafy dan para pembantunya semakin buruk, pada saat kondisi keamanan tak terjamin, Khadafy berpindah keluar dari Distrik II, menuju kawasan Jarif (sebelah Barat kota Sirte).
Sepanjang perjalanan di keluar dari Distrik II kota Sirte Khadafy mengalami kontak senjata dengan pasukan NTC, Khadafy dan yang lainnya berhasil menembus pertahanan pertama dari pasukan NTC. Akan tetapi Khadafy dan yang lainnya terkepung kembali pada barisan kedua pertahanan NTC. Pesawat NATO yang menggempur konvoi kendaraan Khadafy berhasil mencegah Khadafy lolos dari Distrik II. Pada penggempuran yang dilakukan pesawat NATO tersebut diketemukan Putra Khadafy Muttasim dan Menteri Pertahanan Libya Abu Bakar Yunis yang tewas pada saat kejadian itu. Khadafy semakin terpojok karena konvoi kendaraannya hancur maka mereka meloloskan diri dengan dalih selamat dari kejaran anggota NTC. Mereka melihat sebuah gorong-gorong air bermaksud untuk bersembunyi, di luar dugaan di dalam goron-gorong tersebut terdapat anggota NTC dan Khadafy pun menyerahkan diri.
Setelah penangkapan Moammar Khadafy di gorong-gorong kota Sirte, Khadafy langung diarak oleh kubu oposisi Libya. Dengan wajah berlumuran darah, mata lebam dan setengah terbuka, kepala botak dengan rambut awut-awutan, Khadafy dipaksa tidur telentang di atas kap mobil. Ketika mobil berjalan, badan Khadafy meluncur kebawah dan akhirnya jatuh ke tanah. Ia pun di dorong-dorong berjalan di depan mobil. Orang-orang yang menggerumuninya semua bersenjata. Tubuhnya tergeletak tak bernyawa ditanah.
E. Hal yang di lakukan pemerintah dalam mengatasi krisis di Libya
Presiden AS Barack Obama mengatakan bahwa Libya akan lebih baik tanpa Moamer Khadafi serta menegaskan AS mempunyai tanggung jawab melakukan intervensi untuk mencegah pembantaian rakyat sipil Libya. ‘’Sebagai presiden, saya tidak bisa menunggu terjadinya pembantaian dan penguburan missal sebelum ambil tindakan,’’kata Obama dalam pidato di National De Fense University Washington, Selasa (29/3) WIB. Obama membela diri, atas keputusan AS turut melancarkan serangan udara terhadap pasukan loyalis Khadafi, dalam operasi Odyssey Dawn yang di mandatkan PBB untuk melindungi rakyat sipil Libya. Obama mengatakan, menghadapi tokoh yang menyamakan rakyatnya dengan tikus dan menggantungkan rakyat sipil di jalan-jalan, tidak ada pilihan kecuali mengambil tindakan terhadap pasukan Khadafi sebelum mencapai Benghazi. Saya, tidak bisa membiarkan itu terjadi,’’ujarnya. Obama menegaskan bahwa, Ia menghendaki Khadafi turun, namun juga mengingatkan bahwa memaksakan aksi militer untuk menggulingkan rezim bisa menjadi boomerang dan menimbulkan konsekuensi yang harus di bayar mahal.
Ketua Majelis Hukum Mahkamah Konstitusi Kriminal internasional (ICC) Luis Moreno-Ocampo mengeluarkan perintah untuk Khadafi, Putranya Saif al-Islam dan Kepala Intelijen Libya Abdullah al-Senussi atas tuduhan pembunuhan dan penganiayaan sejak pertengahan Febuari, saat kerusuhan berdarah di Libya di mulai. Menlu Italia Fransco Frattini mengatakan bahwa keputusan Mahkamah yang didirikan pada 2002 untuk mengadili kejahatan perang ini mengkonfirmasi bahwa Khadafi telah kehilangan ‘’legitimasi moral dan tak memiliki peran lagi di masa mendatang’’. Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa ribuan orang tewas dan 650.000 warga Libya melarikan diri ke luar negeri sejak pertempuran terjadi. Sebanyak 243.000 warga juga terpaksa mengungsi. Ketua Dewan Transisi Nasional Libya Mustafa Abdel Jalil mengatakan, keadilan telah di tegakkan.’’Kami akan melakukan apa saja untuk menangkapnya. Jika ada yang menyembunyikannya, Kami akan mengejar dan membawanya ke pengadilan. Rakyat Libya mampu melasanakan keputusan ini,’’ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar