Selasa, 30 April 2013

SOEHARTO FILE SISI GELAP SEJARAH INDONESIA



RESENSI SOEHARTO FILE SISI GELAP SEJARAH INDONESIA
Judul Buku      : Soeharto File Sisi Gelap Sejarah Indonesia
Penulis             :  Asvi Warman Adam
Penerbit           : Ombak, Yogyakarta
Cetakan           : Cetakan Pertama, Maret 2004
 Cetakan Revisi, Maret 2006
Tebal               : xxv + 219 hal
ISBN               : 979-96941-05-7
Masa kecil Soeharto tidak bahagia. Ibunya seorang petani yang sakit-sakitan setelah melahirkan dirinya. Masa kecil dan remajanya di lewati dengan tinggal dari satu kerabat ke kerabat lainnya. Kemudian setelah dewasa ia masuk KNIL dan PETA serta berkarier dalam tentara nasional. Tahun 1946 ia menjadi Komandan Resimen III dengan pangkat Letnan Kolonel.
Tahun 1967 ia diangkat menjadi Presiden Indinesia, perhatian Soeharto yaitu pada pemulihan ekonomi yang sangat merosot diakhir pemerintahan Soekarno. Indonesia segera memulihkan hubungan dengan Malaysia, kembali menjadi anggota PBB, mendukung pembentukan ASEAN, dan kemudian menjadi motor penggerak organisasi regional tersebut.
Supersemar yang kontroversial itu tidak dibuat oleh Presiden Soekarno dengan sukarela. Soeharto diuntungkan dengan adanya percobaan kudeta yang gagal. Soeharto bisa saja berdalih bahwa ia tidak memaksa Soekarno tetapi kenyataannya ketiga jendral pembantunya telah membuat Soekarno dalam keadaan terpaksa untuk membuat surat perintah 11 Maret tersebut. Apalagi pada tanggal 11 Maret 1966 dalam buku itu dijelaskan bahwa ada pasukan yang tidak memakai tanda pengenal berkeliaran di sekitar istana sehingga Soekarno memutuskan untuk meninggalkan istana pergi ke Bogor.
Selain kasus mengenai Supersemar, Soeharto juga terlibat dalam pelanggaran terhadap kemanusiaan dalam kasus Pulau Buru. Mereka yang di buang ke Pulau Buru adalah orang-orang yang termasuk dalam golongan B yaitu, orang-orang yang tidak cukup bukti untuk di adili. Sebanyak 10.000 orang dikirim ke Pulau Buru dalam beberapa rombongan. Mereka semua diwajibkan untuk melakukan kerja wajib di bawah pengawasan orang-orang bersenjata. Mereka tidak tahu sampai kapan mereka di sana, namun atas desakan dari lembaga Hak Asasi Manusia Internasional menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa membebaskan tahanan itu pada tahun 1979. Berdasarkan analisis struktur Kopkamtib yang berada langsung di bawah Presiden dan rantai komando Panglima Kopkamtib sampai ke pelaksana dibawahnya dan dengan melihat jabatan-jabatan rangkap yang dalam waktu bersamaan dipegang oleh Soeharto, sangat terlihat bahwa dia terlibat dalam kasus penahanan di Pulau Buru. Soeharto terindikasi membiarkan pelanggaran HAM di sana.
Banyak informasi yang terungkap dalam buku ini, sehingga bisa menambah wawasan kita mengenai kejahatan-kejahatan yang di lakukan oleh Soeharto. Namun buku ini ditulis dengan bahasa yang sulit dimengerti, sehingga membutuhkan konsentrasi yang penuh umtuk bisa memahami isi dalam buku ini.
Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan sosiologi karena memberikan penjelasan (eksplanasi) terhadap perilaku-perilaku sosial dalam sejarah Soeharto tersebut. Perilaku-perilaku sosial tersebut lebih dilekatkan pada makna subyektif dari seorang individu (pemimpin atau tokoh) dan bukan perilaku massa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar